Pages

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

31 Maret 2010

Tukang Cukur dan Pemuda

"Suatu ketika dalam sebuah pangkas rambut ada seorang anak muda sedang mencukur rambut dan kumisnya.
lalu pemuda itupun berbincang dengan tukang cukur kesana kemari hingga terucap dari mulut si tukang cukur.
"saya ngak percaya ada tuhan, saya lihat di jalan banyak orang miskin yang tidak ditolong tuhan. kalau ada tuhan seharusnya mereka di tolong. apalagi katanya mereka percaya tuhan, masa hidupnya susah ?"

pemuda itupun dengan sabar tersenyum tanpa melanjutkan perbincangan karena mengerti akan resiko emosi yang akan terjadi.

Di jalan, pemuda tersebut bertemu dengan seseorang berambut gondrong tak terurus dan brewokan.

lalu pemuda itu berlari ke tukang cukur yang tadi seraya berbicara.
"disini nggak ada tukang cukur !"
"enak saja. Saya kan tukang cukur, baru tadi saya cukur rambutmu."sahut tukang cukur

"lho, tadi saya lihat dijalan ada orang dengan rambut yang berantakan, kalau ada tukang cukur seharusnya rambutnya rapi. apalagi katanya dia tahu kalau di sekitar sini ada tukang cukur." pancing pemuda itu.

"hei, anda harus tahu saya tukang cukur !
kalau masalah rambut dia, memang dia saja yang tidak berusaha menghampiri saya dan meminta tolong untuk saya cukur, percuma juga dia tahu saya tukang cukur kalau dia tidak meminta tolong pada saya, tetap saja saya tidak akan memotong rambutnya." sahut tukang cukur dengan emosi

pemuda itu tersenyum lagi seraya berkata.
"apa anda percaya tuhan ada? untuk semua pertanyaan anda yang meragukan tuhan sepertinya sudah terjawab oleh anda sendiri."

- Tuhan tidak akan merubah nasib hambaNya jika dia tidak berusaha merubah dengan usaha sendiri.
- Tuhan juga bukan sekedar untuk dipercaya namun lebih lanjut untuk dimintai pertolongan seraya kita juga harus mendekatkan diri padaNya."
Suatu ketika dalam sebuah pangkas rambut ada seorang anak muda sedang mencukur rambut dan kumisnya.
lalu pemuda itupun berbincang dengan tukang cukur kesana kemari hingga terucap dari mulut si tukang cukur.
"saya ngak percaya ada tuhan, saya lihat di jalan banyak orang miskin yang tidak ditolong tuhan. kalau ada tuhan seharusnya mereka di tolong. apalagi katanya mereka percaya tuhan, masa hidupnya susah ?"

pemuda itupun dengan sabar tersenyum tanpa melanjutkan perbincangan karena mengerti akan resiko emosi yang akan terjadi.

Di jalan, pemuda tersebut bertemu dengan seseorang berambut gondrong tak terurus dan brewokan.

lalu pemuda itu berlari ke tukang cukur yang tadi seraya berbicara.
"disini nggak ada tukang cukur !"
"enak saja. Saya kan tukang cukur, baru tadi saya cukur rambutmu."sahut tukang cukur

"lho, tadi saya lihat dijalan ada orang dengan rambut yang berantakan, kalau ada tukang cukur seharusnya rambutnya rapi. apalagi katanya dia tahu kalau di sekitar sini ada tukang cukur." pancing pemuda itu.

"hei, anda harus tahu saya tukang cukur !
kalau masalah rambut dia, memang dia saja yang tidak berusaha menghampiri saya dan meminta tolong untuk saya cukur, percuma juga dia tahu saya tukang cukur kalau dia tidak meminta tolong pada saya, tetap saja saya tidak akan memotong rambutnya." sahut tukang cukur dengan emosi

pemuda itu tersenyum lagi seraya berkata.
"apa anda percaya tuhan ada? untuk semua pertanyaan anda yang meragukan tuhan sepertinya sudah terjawab oleh anda sendiri."

- Tuhan tidak akan merubah nasib hambaNya jika dia tidak berusaha merubah dengan usaha sendiri.
- Tuhan juga bukan sekedar untuk dipercaya namun lebih lanjut untuk dimintai pertolongan seraya kita juga harus mendekatkan diri padaNya.

0 komentar: