Pages

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

31 Januari 2011

Menjelang merah......

"Mentari belum beranjak naik. padahal di sini tak kenapa - napa. tapi mengapa hatiku merasa beda.
biasa.. tanggal segini memang banyak tantangan, jadwal mendekati bulanan perempuan. Menjelang merah.. Berat sungguh rasanya. Harus dilawan secara profesinal.
Bahkan menjelang merah.. lagu tegar bisa merubah jadi mellow
perasaan yang biasa.. terkadang dipandang lebay
oh my god

kemarin siang entah kenapa aku memimpikannya. Moga tak terjadi apapun pada dirinya. saatku bangun.. terucap istigfar berkali - kali.. berharap ia tak menembus sanubari.
malamnya.. mataku masih terjaga hingga jam 1 pagi. susah untuk terlelap. solat sudah, perut yang tadinya lapar pun telah terisi, di tambah kehausan raga telah terbayar oleh seteguk air mineral. Tapi malam itu benar - benar tak bisa terlelap cepat, biasanya jam 11 malam atau paling undur jam 12 kurang, mata telah terpejam dengan buaian mimpi. Kala itu, hanya banyak ucapan doa terpanjat, hingga mata tak kuat lagi berontak dan terlelap."
Mentari belum beranjak naik. padahal di sini tak kenapa - napa. tapi mengapa hatiku merasa beda.
biasa.. tanggal segini memang banyak tantangan, jadwal mendekati bulanan perempuan. Menjelang merah.. Berat sungguh rasanya. Harus dilawan secara profesinal.
Bahkan menjelang merah.. lagu tegar bisa merubah jadi mellow
perasaan yang biasa.. terkadang dipandang lebay
oh my god

kemarin siang entah kenapa aku memimpikannya. Moga tak terjadi apapun pada dirinya. saatku bangun.. terucap istigfar berkali - kali.. berharap ia tak menembus sanubari.
malamnya.. mataku masih terjaga hingga jam 1 pagi. susah untuk terlelap. solat sudah, perut yang tadinya lapar pun telah terisi, di tambah kehausan raga telah terbayar oleh seteguk air mineral. Tapi malam itu benar - benar tak bisa terlelap cepat, biasanya jam 11 malam atau paling undur jam 12 kurang, mata telah terpejam dengan buaian mimpi. Kala itu, hanya banyak ucapan doa terpanjat, hingga mata tak kuat lagi berontak dan terlelap.

0 komentar: