Mendidik Dengan Cinta
"
Mendidik dengan Cinta, Itulah materi yang di sampaikan oleh Dr. Seto Mulyadi Psi, Msi atau yang lebih di kenal dengan sebutan kak seto dalam seminar dan dialog interaktif peran serta mahasiwa dan guru dalam membangun generasi emas tanpa kekerasan, yang bertempat di aula Daksin Universitas Negeri Jakarta. Hari Kamis, 15 Maret 2012. Acara ini diselenggarakan oleh Mahasiswa Jurusan PG PAUD UNJ bekerja sama dengan PAUD INSTITUDE dan Pos Advokasi dan Kepedulian Anak (PAKTA)
"
Apa kata Kak Seto?
Kita semua tahu kak seto adalah seorang pemerhati anak. Setujukah? Kalian yang baca pasti pada mengganggukkan kepala. hehehe…
Meminjam istilah mas Ippho Santosa, pembeda abadi kak seto adalah anak. Khalayak ramai tahu soal itu. Ga heran kalau kak seto dekat sekali dengan dunia anak - anak. Bahkan sampai pernah saya dengar joke yang mengatakan bahwa "Aku dinakalin.. ngadu sama kak seto ah" By The Way, Mempunyai pembeda abadi dalam kehidupan itu penting lho guys... selain Khalayak tahu kita di kenal sebagai apa, kita gampang diingat orang dan sulit dilupakan --kalau kata - kata itu memang "Kita Banget"--. Karena setiap orang itu kan memang diciptakan unik, berbeda bahkan anak kembar pun memiliki karakter yan berbeda . Lihat deh orang yang sukses, mereka bukan pintar dalam segala hal tapi mereka punya karakter dan salah satu bidang yang mereka mampu buktikan. Istilah pembeda abadi juga bisa dikaitin sama Brand tertentu. Kalau teman - teman blogger ingat satu merek minuman air mineral, satu merek apa yang teman - teman katakan ? Saya yakin akan menyebut AQ*A (disensor ya.. karena saya bukan bintang iklannya. Padahalkan saya pencinta minuman yang satu ini #promosi :P)
Ok, setelah saya berkoar panjang belum tentu lebar. lanjut ke topik ya, saatnya mengetahui apa yang kak Seto bicarakan dalam seminar. Sudah tahu kan, selain pemerhati anak, kak seto itu juga adalah seorang pendongeng. Pertama menyampaikan acara seminar ini, kak seto mengawali dengan salam, selanjutnya adalah menceritakan sebuah dongeng.
Ceritanya begini: Di sebuah negeri antah brantah….. di dirikanlah sekolah para binatang. Murid - muridnya tidak lain ada kuda, harimau, bebek, burung dan semua penduduk negeri antah brantah. Pada suatu hari, sang guru mengadakan ujian kompetensi. Wha.. para binatang antusias …. pada pelajaran berlari dengan mudah sang kuda mendapatkan nilai bagus, wajar saja larinya cepat. Namun saat pelajaran terbang, kuda tidak bisa. Itu menyebabkan nilainya hancur sehingga sang guru memarahinya. Pada pelajaran terbang, sang burung paling tinggi nilainya namun pada saat pelajaran berenang, nilainya merosot. lagi - lagi sang guru marah.
Lalu apa makna dari dongeng itu? Tetap pandang layar monitor ya, mari ku beritahu. Kita tahu terdapat gaya belajar yang berbeda pada tiap individu. Istilah ini sering di sebut VAK, Visual, Auditory, dan Kinestetik. Gaya belajar visual, murid lebih mudah menangkap pelajaran dengan melihat gambar, bagan. Untuk gaya belajar anak auditory, mereka lebih suka belajar dengan mendengarkan, dengan cara merekam. Dan untuk Gaya belajar Kinestetik, anak lebih senang belajar dengan cara bergerak, tidak bisa duduk diam. Mengetahui huruf bermain taplak gunung misalnya.
Menurut versiku cerita di atas menyentil kualitas sekolah di Indonesia saat ini. Pahadal hakikat sekolah adalah memberitahukan pada anak sesuatu yang ia tidak tahu dan mendidik anak bermoral baik, karena tahu benar dan salah dari sebuah lembaga yang bernama pendidikan. Tapi yang sering terjadi justru, Sekolah sendiri belum memahami keunikan mendidik masing - masing siswa. Ditambah kurikulum yang membebani. Padahal Sekolah bukan semata - mata menyamakan semua pelajaran untuk semua anak didik.
Amat disayangkan pula para orangtua hanya terpatok jika anak cerdas logika matematis, anak akan dikatakan pintar. Padalah tiap individu itu unik, tiap anak itu cerdas. Menurut howard Gardner ada 8 kecerdasan, yaitu cerdas logika, cerdas bahasa, cerdas musik, cerdas visual, cerdas kinestetik, cerdas interpersonal, cerdas intrapersonal, dan cerdas naturalis.
Kak seto juga menganalogikan seorang rudi dalam ceritanya.
“Saya mempunyai 5 orang murid yang bernama Rudi,
yang pertama, Rudi Habibie, ia seorang yang suka dengan teknologi, ia dapat membuat pesawat
selanjutnya Rudi Hadisuwarno, ia seorang yang suka menata rambut
Rudi Khairudin, ia jago masak, ia amat senang membuat resep baru
lain lagi dengan Rudi hartono, ia menyukai bulu tangkis, pernah ia memenangkan perlombaan bulu tangkis berkali - kali
yang terakhir Rudi Salam, ia amat jago dalam soal acting.
lalu pertanyaannya Diantara banyak Rudi, Rudi manakah yang menurut anda paling cerdas?
Hayooo siapa yang cerdas.
Yap! jawabannya adalah semua rudi. Lho kok bisa? Kalau kita memahami Multiple Intelegence, kita akan tahu. Setiap manusia cerdas dalam bidangnya masing - masing. Entah itu bernama Rudi, Endang, Mira, siapapun. ^_^
Percaya ga anak itu pada dasarnya senang belajar?
Belajar itu hak atau kewajiban?
Jawabannya.......................
Belajar merupakan hak setiap anak. Belajar yang efektif adalah belajar dengan suasana gembira. Pada dasarnya anak senang akan belajar. Bermain bagi mereka adalah proses belajar. Tapi sering kali orangtua yang kurang memahami akan hal ini menagatakan pada anaknya, “jangan main terus, ayo belajar!”
Tapi mengapa kalau anak di suruh belajar susahnya minta ampun? Siapa yang salah sekolah atau anak? jawabannya adalah sekolah. Lihat saja pr yang menumpuk. Anak sd sekarang bukan lagi bawa tas, tapi ada yang bawa koper karena mata pelajaran yang banyak.
Pada kasus anak sd yang menusuk temannya, siapa yang dilindungi oleh komnas ham? dua - duanya, korban yang tertusuk dan pelaku yang masih di bawah umur. Mengapa? Karena pelaku kekerasan sebenarnya adalah pernah menjadi korban kekerasan juga.
Di seminar ini, terlihat para audiens menikmati acara karena kak seto begitu interaktif dengan kegiatan games, menebak lagu, sulap, bernyanyi maupun mendongeng. Yang perlu disayangkan adalah ruangan kurang nyaman karena kegerahan (hehehe… Piss panitia) tapi lebih dari itu angkat topi untuk semua panitia yang sudah menyelengarakan acara ini. ^_^
Pesan yang disampaikan oleh beliau adalah stop kekerasan pada anak. Didiklah anak dengan cinta. Tanpa harus memarahi anak, memukul anak, menampar anak, mencubit anak -- dan jangan sampai anak menyanyikan lagu ini : Tuhan kirimkanlah aku mama yang baik hati yang mencintai aku apa adanya (nyanyiin dengan lagu munajat cinta). Ada baiknya jika ingin menyuruh sesuatu pada anak sebaiknya bernyanyi. misalnya anak tidak mau membereskan tempat tidur, jangan kita omeli dengan kasar tapi bernanyilah dengan lirik memberitahu anak ayo bereskan tempat tidur (Ayo siapa yang mau coba jadi orangtua kreatif^_^)
Dari pada ngomel mending bernyanyi bikin have fun, hati gembira. Aku jadi mikir, pantes kak seto awet muda di usianya yang sudah 60 an. berkat hati gembira dan main sama anak - anak ya. (Kaya aku kalau gitu.. Hehe #ngarep.com)
Kak seto pernah marah ga ya? Kalau marah bagaimana raut wajahnya? (hehehe.. kok pembahasannya malah kesana… skip ya)
Pada akhir sesi, kak seto mengajak semua audiens untuk bernyanyi, mendidik satu c.i.n.t.a dengan melodi reff c.i.n.t.a milik D bagindas.
---------
Terima kasih sudah membaca postingan ini dan sayangi anak indonesia di sekitarmu. Stop kekerasan terhadap anak. ^_^
Apa kata Kak Seto?
Kita semua tahu kak seto adalah seorang pemerhati anak. Setujukah? Kalian yang baca pasti pada mengganggukkan kepala. hehehe…
Meminjam istilah mas Ippho Santosa, pembeda abadi kak seto adalah anak. Khalayak ramai tahu soal itu. Ga heran kalau kak seto dekat sekali dengan dunia anak - anak. Bahkan sampai pernah saya dengar joke yang mengatakan bahwa "Aku dinakalin.. ngadu sama kak seto ah" By The Way, Mempunyai pembeda abadi dalam kehidupan itu penting lho guys... selain Khalayak tahu kita di kenal sebagai apa, kita gampang diingat orang dan sulit dilupakan --kalau kata - kata itu memang "Kita Banget"--. Karena setiap orang itu kan memang diciptakan unik, berbeda bahkan anak kembar pun memiliki karakter yan berbeda . Lihat deh orang yang sukses, mereka bukan pintar dalam segala hal tapi mereka punya karakter dan salah satu bidang yang mereka mampu buktikan. Istilah pembeda abadi juga bisa dikaitin sama Brand tertentu. Kalau teman - teman blogger ingat satu merek minuman air mineral, satu merek apa yang teman - teman katakan ? Saya yakin akan menyebut AQ*A (disensor ya.. karena saya bukan bintang iklannya. Padahalkan saya pencinta minuman yang satu ini #promosi :P)
Ok, setelah saya berkoar panjang belum tentu lebar. lanjut ke topik ya, saatnya mengetahui apa yang kak Seto bicarakan dalam seminar. Sudah tahu kan, selain pemerhati anak, kak seto itu juga adalah seorang pendongeng. Pertama menyampaikan acara seminar ini, kak seto mengawali dengan salam, selanjutnya adalah menceritakan sebuah dongeng.
Ceritanya begini: Di sebuah negeri antah brantah….. di dirikanlah sekolah para binatang. Murid - muridnya tidak lain ada kuda, harimau, bebek, burung dan semua penduduk negeri antah brantah. Pada suatu hari, sang guru mengadakan ujian kompetensi. Wha.. para binatang antusias …. pada pelajaran berlari dengan mudah sang kuda mendapatkan nilai bagus, wajar saja larinya cepat. Namun saat pelajaran terbang, kuda tidak bisa. Itu menyebabkan nilainya hancur sehingga sang guru memarahinya. Pada pelajaran terbang, sang burung paling tinggi nilainya namun pada saat pelajaran berenang, nilainya merosot. lagi - lagi sang guru marah.
Lalu apa makna dari dongeng itu? Tetap pandang layar monitor ya, mari ku beritahu. Kita tahu terdapat gaya belajar yang berbeda pada tiap individu. Istilah ini sering di sebut VAK, Visual, Auditory, dan Kinestetik. Gaya belajar visual, murid lebih mudah menangkap pelajaran dengan melihat gambar, bagan. Untuk gaya belajar anak auditory, mereka lebih suka belajar dengan mendengarkan, dengan cara merekam. Dan untuk Gaya belajar Kinestetik, anak lebih senang belajar dengan cara bergerak, tidak bisa duduk diam. Mengetahui huruf bermain taplak gunung misalnya.
Menurut versiku cerita di atas menyentil kualitas sekolah di Indonesia saat ini. Pahadal hakikat sekolah adalah memberitahukan pada anak sesuatu yang ia tidak tahu dan mendidik anak bermoral baik, karena tahu benar dan salah dari sebuah lembaga yang bernama pendidikan. Tapi yang sering terjadi justru, Sekolah sendiri belum memahami keunikan mendidik masing - masing siswa. Ditambah kurikulum yang membebani. Padahal Sekolah bukan semata - mata menyamakan semua pelajaran untuk semua anak didik.
Amat disayangkan pula para orangtua hanya terpatok jika anak cerdas logika matematis, anak akan dikatakan pintar. Padalah tiap individu itu unik, tiap anak itu cerdas. Menurut howard Gardner ada 8 kecerdasan, yaitu cerdas logika, cerdas bahasa, cerdas musik, cerdas visual, cerdas kinestetik, cerdas interpersonal, cerdas intrapersonal, dan cerdas naturalis.
Kak seto juga menganalogikan seorang rudi dalam ceritanya.
“Saya mempunyai 5 orang murid yang bernama Rudi,
yang pertama, Rudi Habibie, ia seorang yang suka dengan teknologi, ia dapat membuat pesawat
selanjutnya Rudi Hadisuwarno, ia seorang yang suka menata rambut
Rudi Khairudin, ia jago masak, ia amat senang membuat resep baru
lain lagi dengan Rudi hartono, ia menyukai bulu tangkis, pernah ia memenangkan perlombaan bulu tangkis berkali - kali
yang terakhir Rudi Salam, ia amat jago dalam soal acting.
lalu pertanyaannya Diantara banyak Rudi, Rudi manakah yang menurut anda paling cerdas?
Hayooo siapa yang cerdas.
Yap! jawabannya adalah semua rudi. Lho kok bisa? Kalau kita memahami Multiple Intelegence, kita akan tahu. Setiap manusia cerdas dalam bidangnya masing - masing. Entah itu bernama Rudi, Endang, Mira, siapapun. ^_^
Percaya ga anak itu pada dasarnya senang belajar?
Belajar itu hak atau kewajiban?
Jawabannya.......................
Belajar merupakan hak setiap anak. Belajar yang efektif adalah belajar dengan suasana gembira. Pada dasarnya anak senang akan belajar. Bermain bagi mereka adalah proses belajar. Tapi sering kali orangtua yang kurang memahami akan hal ini menagatakan pada anaknya, “jangan main terus, ayo belajar!”
Tapi mengapa kalau anak di suruh belajar susahnya minta ampun? Siapa yang salah sekolah atau anak? jawabannya adalah sekolah. Lihat saja pr yang menumpuk. Anak sd sekarang bukan lagi bawa tas, tapi ada yang bawa koper karena mata pelajaran yang banyak.
Pada kasus anak sd yang menusuk temannya, siapa yang dilindungi oleh komnas ham? dua - duanya, korban yang tertusuk dan pelaku yang masih di bawah umur. Mengapa? Karena pelaku kekerasan sebenarnya adalah pernah menjadi korban kekerasan juga.
Di seminar ini, terlihat para audiens menikmati acara karena kak seto begitu interaktif dengan kegiatan games, menebak lagu, sulap, bernyanyi maupun mendongeng. Yang perlu disayangkan adalah ruangan kurang nyaman karena kegerahan (hehehe… Piss panitia) tapi lebih dari itu angkat topi untuk semua panitia yang sudah menyelengarakan acara ini. ^_^
Pesan yang disampaikan oleh beliau adalah stop kekerasan pada anak. Didiklah anak dengan cinta. Tanpa harus memarahi anak, memukul anak, menampar anak, mencubit anak -- dan jangan sampai anak menyanyikan lagu ini : Tuhan kirimkanlah aku mama yang baik hati yang mencintai aku apa adanya (nyanyiin dengan lagu munajat cinta). Ada baiknya jika ingin menyuruh sesuatu pada anak sebaiknya bernyanyi. misalnya anak tidak mau membereskan tempat tidur, jangan kita omeli dengan kasar tapi bernanyilah dengan lirik memberitahu anak ayo bereskan tempat tidur (Ayo siapa yang mau coba jadi orangtua kreatif^_^)
Dari pada ngomel mending bernyanyi bikin have fun, hati gembira. Aku jadi mikir, pantes kak seto awet muda di usianya yang sudah 60 an. berkat hati gembira dan main sama anak - anak ya. (Kaya aku kalau gitu.. Hehe #ngarep.com)
Kak seto pernah marah ga ya? Kalau marah bagaimana raut wajahnya? (hehehe.. kok pembahasannya malah kesana… skip ya)
Pada akhir sesi, kak seto mengajak semua audiens untuk bernyanyi, mendidik satu c.i.n.t.a dengan melodi reff c.i.n.t.a milik D bagindas.
---------
Terima kasih sudah membaca postingan ini dan sayangi anak indonesia di sekitarmu. Stop kekerasan terhadap anak. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar