Pages

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

28 November 2010

Ini Ceritanya... {Edisi : Kisah Keluarga}

"

Waktu di rumah salah satu sababatku, ia bercerita. sebut saja namanya fia. Ia menceritakan kisah pengalaman orang terdekatnya kepada kami, sehabis melahap rajungan yang di nikmati sore tadi, ia lepas mengutarakan kisahnya, ia mengungkapkan nala (bukan nama sebenarnya)bagian kemaluannya terus mengeluarkan darah. Nala adalah keponakannya, ia anak dari kakaknya yang bernama lida. Tapi baginya nala telah dianggap anaknya sendiri, ia amat sayang padanya. jika tak datang ke rumah kakaknya, ia begitu amat rindu pada sosok nala-bocah perempuan kecil berusia 4 tahun, begitu yang kudengar dari mulutnya.

ia melanjutkan ceritanya dan kami mendengarkan dengan seksama.
"ia.. tadi yang nelpon itu tetangganya lida, dengerkan aku abis telpon - telponan, katanya, abis lida bilang anaknya seperti itu karena jatuh dari kamar mandi, itupun menurut pengakuan dari suaminya. aku pengen tahu lagi, tuturnya antusias.

yang dikhawatirkan adalah anak itu dimacam - macamin sama suami kakakku, anak sekecil itu mana tahu. makanya aku pengen banget lida di visum, menurut dokter itu luka dalam. "tambahnya lagi.

suami kakaknya adalah ayah tiri bagi nala. Bisa dibilang lida bercerai dengan suaminya yang pertama lantas menikahi seorang pria bernama R.

pada kami, temanku memaksakan kehendaknya untuk melakukan visum, tapi justru ibunya menolak - lida, ia lebih percaya pada suaminya.
"aku ga mau suudzon terhadap pihak R.. jadi lebih baik adakan visum"
hanya keluarga kakakku terbentur dana... aku pun hendak cari uang kemana
dikira visum tak memerlukan biaya... begitu penuturan kakaknya.

ia berbagi kisah tentang siapa nala, anak perempuan berambut keriwil dan berperawakan kurus ini adalah hasil hubungan diluar nikah antara lida dan suami pertamanya. entah apa yang membuat mereka bercerai? aku tak mungkin menanyakan sejauh itu..

pengasuhan yang diterapkan oleh lida-ibu nala katanya terbilang tidak positif, main tangan, seperti pada saat nala, ibunya, dan temanku berada di pusat pembelajaan, saat nala meminta mainan, namun ibunya tak membelikannya malah nala mendapatkan jeweran dan menyeretnya.

namun, tak hanya itu saja, kerap kali terjadi penyiksaan untuk anak sekecil nala, yang tak memahami kenapa ia di perlakukan seperti itu. Usut di usut, ternyata pola pengasuhan yang di ajarkan orangtuanya dulu menurun padanya. Temanku bercerita, dahulu semasa lida masih kecil, ia kerap kali di "kasari" oleh orangtua mereka berdua. bisa dibilang pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua dulu tak jauh berbeda dengan yang dilakukan lida saat ini. Peniruan yang salah.. atau perlakuan dendam.

kami yang mendengarnya miris, ingin marah karena walau kami bukan seorang ibu, kami wanita, dan apalagi kami sedikit paham mengenai pendidikan anak.

Mendengar ini, aku jadi teringat cerita bersambung yang diterbitkan suatu majalah terkemuka, aku tidak ingat judul pastinya apa-belenggu- kalau tidak salah, tapi hampir sama ceritanya apa yang dikatakan temanku.

ia adalah ibu muda yang mempunyai anak, tapi kerap kali, ia benci pada anaknya, anaknya tak diperlakukan sebagaimana orangtua sayang, tapi di lain waktu, ia dalam hatinya ia sayang dengan anaknya. ia memutuskan untuk melakukan terapi ke psikiater. Ia binggung. kenapa ia benci pada anaknya? ia sadar anaknya tak pantas diperlakukan seperti itu tapi seperti ada sesuatu yang mengharuskannya untuk kesal pada anak itu. ia mengatakan pada psikiaternya, apakah ia mempunyai kepribadian ganda?
setelah beberapa kali konsultasi, ia di minta untuk memaafkan orangtuanya. Orangtua kandungnya, selama ini.. ia belum memaafkan tindakan orangtuanya dulu yang berdampak atau bisa dikatakan peniruan untuk anaknya kini. Ini bagai lingkaran setan, kata psikiater itu. jika tidak diputus di anda ini akan berdampak berkelanjuutan. yang lalu biarlah berlalu, dia anakmu darah dagingmu.. kamu yang melahirkannya.. tak sepantasnya membenci anakmu sendiri. kalau kau menindak lanjuti perlakuan orangtua yang dulu dan menerapkannya pada anakmu, anakmu akan dewasa.. anakmu akan mencontoh pengasuhan ibunya. maafkan tindakan orangtua yang lalu, mungkin mereka tak mengerti. sekarang kamu telah mengerti.. putuskan lingkaran setan itu.

--------
jc friends, wanita akan jadi madrasah dalam membimbing anaknya kelak selain peran pria tentunya. Anak adalah titipanNya. jangan di siakan apalagi di perlakukan kasar. Jika salah pengasuhan orangtua kita dulu.. jangan sampai terulang di era kita untuk anak- anak kita. Era ini sudah canggih. jika tidak tahu. banyak referensi yang mudah kita baca atau dapatkan. yang penting ada kemauan dan selalu ingin tahu.

salam cinta untuk anak indonesia dan senyum untuk keluarga ^_^"


Waktu di rumah salah satu sababatku, ia bercerita. sebut saja namanya fia. Ia menceritakan kisah pengalaman orang terdekatnya kepada kami, sehabis melahap rajungan yang di nikmati sore tadi, ia lepas mengutarakan kisahnya, ia mengungkapkan nala (bukan nama sebenarnya)bagian kemaluannya terus mengeluarkan darah. Nala adalah keponakannya, ia anak dari kakaknya yang bernama lida. Tapi baginya nala telah dianggap anaknya sendiri, ia amat sayang padanya. jika tak datang ke rumah kakaknya, ia begitu amat rindu pada sosok nala-bocah perempuan kecil berusia 4 tahun, begitu yang kudengar dari mulutnya.

ia melanjutkan ceritanya dan kami mendengarkan dengan seksama.
"ia.. tadi yang nelpon itu tetangganya lida, dengerkan aku abis telpon - telponan, katanya, abis lida bilang anaknya seperti itu karena jatuh dari kamar mandi, itupun menurut pengakuan dari suaminya. aku pengen tahu lagi, tuturnya antusias.

yang dikhawatirkan adalah anak itu dimacam - macamin sama suami kakakku, anak sekecil itu mana tahu. makanya aku pengen banget lida di visum, menurut dokter itu luka dalam. "tambahnya lagi.

suami kakaknya adalah ayah tiri bagi nala. Bisa dibilang lida bercerai dengan suaminya yang pertama lantas menikahi seorang pria bernama R.

pada kami, temanku memaksakan kehendaknya untuk melakukan visum, tapi justru ibunya menolak - lida, ia lebih percaya pada suaminya.
"aku ga mau suudzon terhadap pihak R.. jadi lebih baik adakan visum"
hanya keluarga kakakku terbentur dana... aku pun hendak cari uang kemana
dikira visum tak memerlukan biaya... begitu penuturan kakaknya.

ia berbagi kisah tentang siapa nala, anak perempuan berambut keriwil dan berperawakan kurus ini adalah hasil hubungan diluar nikah antara lida dan suami pertamanya. entah apa yang membuat mereka bercerai? aku tak mungkin menanyakan sejauh itu..

pengasuhan yang diterapkan oleh lida-ibu nala katanya terbilang tidak positif, main tangan, seperti pada saat nala, ibunya, dan temanku berada di pusat pembelajaan, saat nala meminta mainan, namun ibunya tak membelikannya malah nala mendapatkan jeweran dan menyeretnya.

namun, tak hanya itu saja, kerap kali terjadi penyiksaan untuk anak sekecil nala, yang tak memahami kenapa ia di perlakukan seperti itu. Usut di usut, ternyata pola pengasuhan yang di ajarkan orangtuanya dulu menurun padanya. Temanku bercerita, dahulu semasa lida masih kecil, ia kerap kali di "kasari" oleh orangtua mereka berdua. bisa dibilang pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua dulu tak jauh berbeda dengan yang dilakukan lida saat ini. Peniruan yang salah.. atau perlakuan dendam.

kami yang mendengarnya miris, ingin marah karena walau kami bukan seorang ibu, kami wanita, dan apalagi kami sedikit paham mengenai pendidikan anak.

Mendengar ini, aku jadi teringat cerita bersambung yang diterbitkan suatu majalah terkemuka, aku tidak ingat judul pastinya apa-belenggu- kalau tidak salah, tapi hampir sama ceritanya apa yang dikatakan temanku.

ia adalah ibu muda yang mempunyai anak, tapi kerap kali, ia benci pada anaknya, anaknya tak diperlakukan sebagaimana orangtua sayang, tapi di lain waktu, ia dalam hatinya ia sayang dengan anaknya. ia memutuskan untuk melakukan terapi ke psikiater. Ia binggung. kenapa ia benci pada anaknya? ia sadar anaknya tak pantas diperlakukan seperti itu tapi seperti ada sesuatu yang mengharuskannya untuk kesal pada anak itu. ia mengatakan pada psikiaternya, apakah ia mempunyai kepribadian ganda?
setelah beberapa kali konsultasi, ia di minta untuk memaafkan orangtuanya. Orangtua kandungnya, selama ini.. ia belum memaafkan tindakan orangtuanya dulu yang berdampak atau bisa dikatakan peniruan untuk anaknya kini. Ini bagai lingkaran setan, kata psikiater itu. jika tidak diputus di anda ini akan berdampak berkelanjuutan. yang lalu biarlah berlalu, dia anakmu darah dagingmu.. kamu yang melahirkannya.. tak sepantasnya membenci anakmu sendiri. kalau kau menindak lanjuti perlakuan orangtua yang dulu dan menerapkannya pada anakmu, anakmu akan dewasa.. anakmu akan mencontoh pengasuhan ibunya. maafkan tindakan orangtua yang lalu, mungkin mereka tak mengerti. sekarang kamu telah mengerti.. putuskan lingkaran setan itu.

--------
jc friends, wanita akan jadi madrasah dalam membimbing anaknya kelak selain peran pria tentunya. Anak adalah titipanNya. jangan di siakan apalagi di perlakukan kasar. Jika salah pengasuhan orangtua kita dulu.. jangan sampai terulang di era kita untuk anak- anak kita. Era ini sudah canggih. jika tidak tahu. banyak referensi yang mudah kita baca atau dapatkan. yang penting ada kemauan dan selalu ingin tahu.

salam cinta untuk anak indonesia dan senyum untuk keluarga ^_^

0 komentar: