Heran..............
"Ada dua orang sedang berbincang dalam suatu obrolan di warung makan,
selesai makan mereka tidak langsung pulang ke rumah masing - masing, mereka malah bercengkrama sambil sesekali menyeruput secangkir teh dan sepiring gorengan dengan ditemani televisi di depan mereka.
Aku Heran? Tanya seseorang setelah menyeruput teh
Heran Kenapa?
ya.. kamu lihat sendiri lah.
Oh.. mbak - mbak yang selalu mempromosikan dagangan apartemennya ya, lho emang kenapa, wajar dong.. lumrah lah.. itu dagangannya?
yah.. bayangin aja.. bukannya udah banyak apartemen yang udah di bangun. lagi pula orang kaya itu.. aku heran deh.. mentang - mentang mereka punya duit mereka beli apartemen itu. padahal kalau kita perhatikan. mereka punya lebih dari satu rumah bahkan lebih malah berlebihan.
temannya hanya memperhatikan temannya yang semangat membara mengatakan hal ini dan ini
kamu tahu. aku punya kenalan penjaga rumah dari orang kaya seperti itu, faktanya mau tahu ga. Bahwa rumah yang mereka tempati itu lebih banyak di tinggali oleh membantunya. pengurus rumahnya memiliki mereka hanya membeli tanpa menikmati.
Apa membeli rumah itu atau apa namanya apartemen, vila , hanya pretise mereka!
Temannya masih memperhatikan bicara pemuda paruh baya itu sambil mengunyah pisang goreng dalam gengaaman.
Kamu ingat ga waktu kita.. bertemu dengan pa min.
temannya mengingat"
Ada dua orang sedang berbincang dalam suatu obrolan di warung makan, selesai makan mereka tidak langsung pulang ke rumah masing - masing, mereka malah bercengkrama sambil sesekali menyeruput secangkir teh dan sepiring gorengan dengan ditemani televisi di depan mereka.
Aku Heran? Tanya seseorang setelah menyeruput teh
Heran Kenapa?
ya.. kamu lihat sendiri lah.
Oh.. mbak - mbak yang selalu mempromosikan dagangan apartemennya ya, lho emang kenapa, wajar dong.. lumrah lah.. itu dagangannya?
yah.. bayangin aja.. bukannya udah banyak apartemen yang udah di bangun. lagi pula orang kaya itu.. aku heran deh.. mentang - mentang mereka punya duit mereka beli apartemen itu. padahal kalau kita perhatikan. mereka punya lebih dari satu rumah bahkan lebih malah berlebihan.
temannya hanya memperhatikan temannya yang semangat membara mengatakan hal ini dan ini
kamu tahu. aku punya kenalan penjaga rumah dari orang kaya seperti itu, faktanya mau tahu ga. Bahwa rumah yang mereka tempati itu lebih banyak di tinggali oleh membantunya. pengurus rumahnya memiliki mereka hanya membeli tanpa menikmati.
Apa membeli rumah itu atau apa namanya apartemen, vila , hanya pretise mereka!
Temannya masih memperhatikan bicara pemuda paruh baya itu sambil mengunyah pisang goreng dalam gengaaman.
Kamu ingat ga waktu kita.. bertemu dengan pa min.
temannya mengingat"
selesai makan mereka tidak langsung pulang ke rumah masing - masing, mereka malah bercengkrama sambil sesekali menyeruput secangkir teh dan sepiring gorengan dengan ditemani televisi di depan mereka.
Aku Heran? Tanya seseorang setelah menyeruput teh
Heran Kenapa?
ya.. kamu lihat sendiri lah.
Oh.. mbak - mbak yang selalu mempromosikan dagangan apartemennya ya, lho emang kenapa, wajar dong.. lumrah lah.. itu dagangannya?
yah.. bayangin aja.. bukannya udah banyak apartemen yang udah di bangun. lagi pula orang kaya itu.. aku heran deh.. mentang - mentang mereka punya duit mereka beli apartemen itu. padahal kalau kita perhatikan. mereka punya lebih dari satu rumah bahkan lebih malah berlebihan.
temannya hanya memperhatikan temannya yang semangat membara mengatakan hal ini dan ini
kamu tahu. aku punya kenalan penjaga rumah dari orang kaya seperti itu, faktanya mau tahu ga. Bahwa rumah yang mereka tempati itu lebih banyak di tinggali oleh membantunya. pengurus rumahnya memiliki mereka hanya membeli tanpa menikmati.
Apa membeli rumah itu atau apa namanya apartemen, vila , hanya pretise mereka!
Temannya masih memperhatikan bicara pemuda paruh baya itu sambil mengunyah pisang goreng dalam gengaaman.
Kamu ingat ga waktu kita.. bertemu dengan pa min.
temannya mengingat
0 komentar:
Posting Komentar