Pertemuan Tak di Sangka
"Siang kali ini bertirai hujan. Biasanya pukul 14.00 WIB, teriknya mentari menyilaukan pandangan, belum lagi sengatannya begitu menghujam kulit. panas. berlumur keringat.tapi kali ini tidak demikian. Suasananya mendung tercipta, suara halilintar mengelegar, terlihat hujan berduyun menuruni bumi hingga basah. Dalam hujan aku teringat sosoknya. Tidak. pikirku aku tak boleh mengingatnya siapa dia, karena aku tak mengenalnya. Namun, sukma mengiringi sesosok adam yang jauh tak pernah kusangka. Aku putuskan untuk menuliskannya dalam bait - bait kerinduan agar hati ini tak menyimpan sendiri rasa yang terdapat dalam dada. Dalam hujan, bait demi bait kutulis, rangkaian tulisan masih tercipta dalam ruang pikirku yang belum kusampaikan pada pena dan tinta.
Hujan masih mengiringi. Dalam kamar yang tak seberapa luas, aku mewakili cerita tentangmu. ya, ini tentangmu dan untukmu. apakah kamu merasakannya dalam hati? Hujan begitu deras saat ini. Tangan dan ideku masih berharap tulisan ini dapat mengalir. Aku menghela nafas dalam - dalam, untuk melanjutkan cerita yang terlanjut terakit dalam jiwa. Tak pernah terbayangkan sosok itu hadir dalam lubuk hatiku. Saat ini sungguh kamu virus dalam jiwa. Sosok yang tak ku kenal tiba - tiba seenaknya mampir dalam ruang hati. Itu adalam kamu. Entah awalnya kenapa.. entah dari mana cerita ini ada.
Awal perjumpaan itu seingatku saat kita berada dalam satu ruang dekat tangga. Ya.. kau mondar mandir naik turun tangga, entah mencari apa atau hendak kemana. Saat itu aku lewat sesudah berwudhu. Aku tak memperhatikan wajahmmu saat itu dan tak enggeh kalau itu kamu. karena aku tak mau sembarangan melihat mata pria. itu alasanku. sepertinya pertemuan itu berlanjut, saat dimana selesai sholat magrib ketika aku ingin balik. ia kita berpapasan lagi... kamu sadar tidak tentang itu. Aku cuek tanpa melihat, namun aku tahu itu kau. Entah kau melihatku atau tidak sepertinya begitu.
Telah lama tak terlihat, ya.. tak ada perasaan sama sekali bahkan sosoknya tak pernah mampir dalam ruang hati kala itu. Ternyata lama tak terlihat, pertemuan itu rupanya kembali terjadi. Saat dimana sebuah lembaga mengadakan acara lomba, aku mengamatimu tanpa rasa yang bergetar sampai menusuk hati. Biasa dan standar. Hmm.. aku kira ini hanya pertemuan tanpa makna. Karena kamu dan aku sama - sama tahu, kita tak saling mengenal, tak ada tegur sapa, bahkan mungkin tak kenal siapa nama diantara kita.
Hatiku menggugat rasa dan sosoknya tiba - tiba mampir tatkala malam itu dipetemukan olehNya denganmu. Malam setelah pulang kuliah, aku kembali melihatnya dalam pekat, hmm... tanpa diduga -dan memang pertemuan kita selalu tanpa duga- saat pergi mencari makan. Malam itu aku dan temanku mencari makan akibat perut kami yang sudah meminta tuk di isi. Mataku menghindar melihat sosokmu. Padahal jarak kita dekat. Esoknya sore setelah wudhu ashar, kita melangkah dalam ruang yang sama, berpapasan dalam arah yang berlawanan, itu pertemuan yang tak terduga. Sekali lagi aku tak berani memperhatikan, namun dari langkahmu ku tahu kau menerka dalam kalbu, mungkin kau pikir, kenapa orang ini lagi yang aku temui? Entahlah.. aku tak tahu hati,aku hanya mengenal bahasa tubuh. langkah itu pelan, sekali lagi cukup dari bahasa tubuhmu aku menerkammu.. namun aku tak mau berpikir tentang itu, tapi masih ku menanyai tentang rasa dalam lubuk ini. dari belakang kau tahu tidak? aku menyapamu dalam hati? Hai.. apakah kamu tadi menyapa dalam hati saat kita bertemu?
Dalam kamar, masih ku menulis tentangmu.. namun logikaku berkata untuk apa? kalau kamu percaya jodoh ada pada Allah.. pertemuan bahkan perkenalan akan terancang dengan tanganNya.
Disini, bayangan itu masih hadir... namanya masih tersimpan dalam relung, dan ini yang akan kukatakan, "Ya Allah, jika menurut pengetahuanMu perkara ini baik bagiku dalam hal agamaku & penghidupanku serta hari kemudianku maka takdirkanlah bagiku & mudahkanlah ia bagiku kemudian berilah aku barakah didalamnya tapi jika menurut pengetahuanMu perkara ini tidak baik bagiku dalam hal agamaku & penghidupanku serta hari kemudianku maka jauhkanlah ia dariku & jauhkanlah aku darinya & takdirkanlah bagiku kebaikan bagaimanapun keadaannya kemudian ridhailah aku dengannya""
Siang kali ini bertirai hujan. Biasanya pukul 14.00 WIB, teriknya mentari menyilaukan pandangan, belum lagi sengatannya begitu menghujam kulit. panas. berlumur keringat.tapi kali ini tidak demikian. Suasananya mendung tercipta, suara halilintar mengelegar, terlihat hujan berduyun menuruni bumi hingga basah. Dalam hujan aku teringat sosoknya. Tidak. pikirku aku tak boleh mengingatnya siapa dia, karena aku tak mengenalnya. Namun, sukma mengiringi sesosok adam yang jauh tak pernah kusangka. Aku putuskan untuk menuliskannya dalam bait - bait kerinduan agar hati ini tak menyimpan sendiri rasa yang terdapat dalam dada. Dalam hujan, bait demi bait kutulis, rangkaian tulisan masih tercipta dalam ruang pikirku yang belum kusampaikan pada pena dan tinta. Hujan masih mengiringi. Dalam kamar yang tak seberapa luas, aku mewakili cerita tentangmu. ya, ini tentangmu dan untukmu. apakah kamu merasakannya dalam hati? Hujan begitu deras saat ini. Tangan dan ideku masih berharap tulisan ini dapat mengalir. Aku menghela nafas dalam - dalam, untuk melanjutkan cerita yang terlanjut terakit dalam jiwa. Tak pernah terbayangkan sosok itu hadir dalam lubuk hatiku. Saat ini sungguh kamu virus dalam jiwa. Sosok yang tak ku kenal tiba - tiba seenaknya mampir dalam ruang hati. Itu adalam kamu. Entah awalnya kenapa.. entah dari mana cerita ini ada.
Awal perjumpaan itu seingatku saat kita berada dalam satu ruang dekat tangga. Ya.. kau mondar mandir naik turun tangga, entah mencari apa atau hendak kemana. Saat itu aku lewat sesudah berwudhu. Aku tak memperhatikan wajahmmu saat itu dan tak enggeh kalau itu kamu. karena aku tak mau sembarangan melihat mata pria. itu alasanku. sepertinya pertemuan itu berlanjut, saat dimana selesai sholat magrib ketika aku ingin balik. ia kita berpapasan lagi... kamu sadar tidak tentang itu. Aku cuek tanpa melihat, namun aku tahu itu kau. Entah kau melihatku atau tidak sepertinya begitu.
Telah lama tak terlihat, ya.. tak ada perasaan sama sekali bahkan sosoknya tak pernah mampir dalam ruang hati kala itu. Ternyata lama tak terlihat, pertemuan itu rupanya kembali terjadi. Saat dimana sebuah lembaga mengadakan acara lomba, aku mengamatimu tanpa rasa yang bergetar sampai menusuk hati. Biasa dan standar. Hmm.. aku kira ini hanya pertemuan tanpa makna. Karena kamu dan aku sama - sama tahu, kita tak saling mengenal, tak ada tegur sapa, bahkan mungkin tak kenal siapa nama diantara kita.
Hatiku menggugat rasa dan sosoknya tiba - tiba mampir tatkala malam itu dipetemukan olehNya denganmu. Malam setelah pulang kuliah, aku kembali melihatnya dalam pekat, hmm... tanpa diduga -dan memang pertemuan kita selalu tanpa duga- saat pergi mencari makan. Malam itu aku dan temanku mencari makan akibat perut kami yang sudah meminta tuk di isi. Mataku menghindar melihat sosokmu. Padahal jarak kita dekat. Esoknya sore setelah wudhu ashar, kita melangkah dalam ruang yang sama, berpapasan dalam arah yang berlawanan, itu pertemuan yang tak terduga. Sekali lagi aku tak berani memperhatikan, namun dari langkahmu ku tahu kau menerka dalam kalbu, mungkin kau pikir, kenapa orang ini lagi yang aku temui? Entahlah.. aku tak tahu hati,aku hanya mengenal bahasa tubuh. langkah itu pelan, sekali lagi cukup dari bahasa tubuhmu aku menerkammu.. namun aku tak mau berpikir tentang itu, tapi masih ku menanyai tentang rasa dalam lubuk ini. dari belakang kau tahu tidak? aku menyapamu dalam hati? Hai.. apakah kamu tadi menyapa dalam hati saat kita bertemu?
Dalam kamar, masih ku menulis tentangmu.. namun logikaku berkata untuk apa? kalau kamu percaya jodoh ada pada Allah.. pertemuan bahkan perkenalan akan terancang dengan tanganNya.
Disini, bayangan itu masih hadir... namanya masih tersimpan dalam relung, dan ini yang akan kukatakan, "Ya Allah, jika menurut pengetahuanMu perkara ini baik bagiku dalam hal agamaku & penghidupanku serta hari kemudianku maka takdirkanlah bagiku & mudahkanlah ia bagiku kemudian berilah aku barakah didalamnya tapi jika menurut pengetahuanMu perkara ini tidak baik bagiku dalam hal agamaku & penghidupanku serta hari kemudianku maka jauhkanlah ia dariku & jauhkanlah aku darinya & takdirkanlah bagiku kebaikan bagaimanapun keadaannya kemudian ridhailah aku dengannya""
Hujan masih mengiringi. Dalam kamar yang tak seberapa luas, aku mewakili cerita tentangmu. ya, ini tentangmu dan untukmu. apakah kamu merasakannya dalam hati? Hujan begitu deras saat ini. Tangan dan ideku masih berharap tulisan ini dapat mengalir. Aku menghela nafas dalam - dalam, untuk melanjutkan cerita yang terlanjut terakit dalam jiwa. Tak pernah terbayangkan sosok itu hadir dalam lubuk hatiku. Saat ini sungguh kamu virus dalam jiwa. Sosok yang tak ku kenal tiba - tiba seenaknya mampir dalam ruang hati. Itu adalam kamu. Entah awalnya kenapa.. entah dari mana cerita ini ada.
Awal perjumpaan itu seingatku saat kita berada dalam satu ruang dekat tangga. Ya.. kau mondar mandir naik turun tangga, entah mencari apa atau hendak kemana. Saat itu aku lewat sesudah berwudhu. Aku tak memperhatikan wajahmmu saat itu dan tak enggeh kalau itu kamu. karena aku tak mau sembarangan melihat mata pria. itu alasanku. sepertinya pertemuan itu berlanjut, saat dimana selesai sholat magrib ketika aku ingin balik. ia kita berpapasan lagi... kamu sadar tidak tentang itu. Aku cuek tanpa melihat, namun aku tahu itu kau. Entah kau melihatku atau tidak sepertinya begitu.
Telah lama tak terlihat, ya.. tak ada perasaan sama sekali bahkan sosoknya tak pernah mampir dalam ruang hati kala itu. Ternyata lama tak terlihat, pertemuan itu rupanya kembali terjadi. Saat dimana sebuah lembaga mengadakan acara lomba, aku mengamatimu tanpa rasa yang bergetar sampai menusuk hati. Biasa dan standar. Hmm.. aku kira ini hanya pertemuan tanpa makna. Karena kamu dan aku sama - sama tahu, kita tak saling mengenal, tak ada tegur sapa, bahkan mungkin tak kenal siapa nama diantara kita.
Hatiku menggugat rasa dan sosoknya tiba - tiba mampir tatkala malam itu dipetemukan olehNya denganmu. Malam setelah pulang kuliah, aku kembali melihatnya dalam pekat, hmm... tanpa diduga -dan memang pertemuan kita selalu tanpa duga- saat pergi mencari makan. Malam itu aku dan temanku mencari makan akibat perut kami yang sudah meminta tuk di isi. Mataku menghindar melihat sosokmu. Padahal jarak kita dekat. Esoknya sore setelah wudhu ashar, kita melangkah dalam ruang yang sama, berpapasan dalam arah yang berlawanan, itu pertemuan yang tak terduga. Sekali lagi aku tak berani memperhatikan, namun dari langkahmu ku tahu kau menerka dalam kalbu, mungkin kau pikir, kenapa orang ini lagi yang aku temui? Entahlah.. aku tak tahu hati,aku hanya mengenal bahasa tubuh. langkah itu pelan, sekali lagi cukup dari bahasa tubuhmu aku menerkammu.. namun aku tak mau berpikir tentang itu, tapi masih ku menanyai tentang rasa dalam lubuk ini. dari belakang kau tahu tidak? aku menyapamu dalam hati? Hai.. apakah kamu tadi menyapa dalam hati saat kita bertemu?
Dalam kamar, masih ku menulis tentangmu.. namun logikaku berkata untuk apa? kalau kamu percaya jodoh ada pada Allah.. pertemuan bahkan perkenalan akan terancang dengan tanganNya.
Disini, bayangan itu masih hadir... namanya masih tersimpan dalam relung, dan ini yang akan kukatakan, "Ya Allah, jika menurut pengetahuanMu perkara ini baik bagiku dalam hal agamaku & penghidupanku serta hari kemudianku maka takdirkanlah bagiku & mudahkanlah ia bagiku kemudian berilah aku barakah didalamnya tapi jika menurut pengetahuanMu perkara ini tidak baik bagiku dalam hal agamaku & penghidupanku serta hari kemudianku maka jauhkanlah ia dariku & jauhkanlah aku darinya & takdirkanlah bagiku kebaikan bagaimanapun keadaannya kemudian ridhailah aku dengannya"
0 komentar:
Posting Komentar