Pages

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

26 Mei 2010

Kenapa hidup harus FOKUS....

"Orang Italia memiliki pepatah yang sangat bagus, bunyinya: “Often, he who does too much does too little.” Terjemahan bebasnya kira-kira begini: Seseorang yang mengerjakan terlalu banyak (tidak fokus), biasanya mendapatkan hasil yang sangat sedikit.

Senada dengan itu orang terkaya dunia, Bill Gates juga pernah berucap “My success, part of it certainly, is that I have focused on a few things.” Jadi Bill Gates berbagi ilmu, bahwa ternyata ia berhasil menjadi orang terkaya dunia karena dari awal perjalanan bisnisnya (Microsoft) Ia telah memutuskan untuk berfokus hanya pada beberapa hal saja, yakni hal-hal yang sesuai dengan potensi yang ia miliki, khusunya sebagai seorang creator atau pencipta suatu ide/produk.

Bayangkan bila Bill Gates, selama tiga tahun membangun Microsoft, kemudian selama dua tahun belajar dan berusaha keras menjadi seorang politikus handal, lalu dua tahun kemudian berusaha menolong anak-anak yatim dengan bekerja di World-Vision. Dan tiga tahun kemudian, ia memulai bisnis baru dalam bidang properti.

Sudah pasti, hasil yang didapatkannya akan sangat jauh dari yang ia miliki saat ini. Bisa jadi, ia akan dikenal sebagai pecundang nomor satu dunia dan bukan orang terkaya.
Setelah mempelajari kehidupan orang-orang sukses, yaitu orang-orang yang telah berhasil memberikan pengaruh di jaman mereka masing-masing, saya sampai pada suatu kesimpulan: “Salah satu alasan terbesar kegagalan seseorang adalah hilangnya fokus dalam usaha atau pekerjaanya.” Nyatanya, terlalu banyak orang yang berubah usaha, profesi atau pekerjaan semudah berubahnya arah angin. Tidak heran bila mereka selalu kecewa dengan hasil yang mereka dapatkan.
Sekarang, coba Anda amati orang-orang yang ada di sekitar Anda, mungkin saudara atau seorang teman. Berapa orang yang konsisten atau fokus mengerjakan sesuatu dengan kualitas terbaik selama lima tahun terakhir, dan berapa orang yang sudah berpindah profesi atau pekerjaan? Kemudian bandingkan tingkat kesuksesan dan kebahagiaan kedua kelompok tersebut. Saya yakin, orang yang fokus pastilah lebih sukses dan lebih bahagia. Pasti!
Namun perhatikan, supaya tidak salah menyimpulkan, perlu diingat bahwa perbandingan di atas, harus dilakukan “apple to apple.” Artinya bandingkan orang-orang dengan tingkat pendidikan atau jabatan yang sama. Gaji seorang Manager yang berpindah kerja setiap awal tahun tidak dapat dibandingkan dengan gaji seorang Office Boy yang telah bekerja pada sebuah perusahaan selama sepuluh tahun.
Perlu diingat juga bahwa konsep untuk berfokus pada suatu pekerjaan atau profesi tidak sama dengan menyerah atau menerima nasib. Hal yang tidak bijaksana bagi seseorang untuk bertahan pada jabatan supervisor di sebuah perusahaan keluarga selama delapan tahun, bila di perusahaan automotive besar ada kesempatan untuk menjadi Manager dengan kompensasi yang lebih tinggi. Lebih lagi bila ia lebih menyenangi industri automotive dibanding pekerjaan yang sekarang.
Jadi berpindah kerja atau profesi atau mencoba jenis usaha lain, selama beberapa kali bisa saja dibenarkan. Tujuannya jelas, yaitu mencari pekerjaan, profesi atau usaha yang lebih sesuai dengan bakat dan potensi masing-masing. Namun bila perpindahan atau perubahan itu menjadi pola jangka panjang atau kebiasaan, itulah yang akan menciptakan kegagalan tak berujung.
Menjadi Ahli
Saya sangat meyakini bahwa untuk tampil sebagai pemenang di era persaingan ini, Anda harus menjadi seorang ahli di bidang yang Anda geluti. Kebenaran ini berlaku untuk individu maupun perusahaan!
Karena itu, berusahalah sungguh-sungguh untuk mengenali potensi dan bakat terbaik Anda. Kenali pekerjaan, profesi atau bidang usaha yang Anda senangi. Kemudian, bila hal-hal yang diperlukan sudah siap, ambil langkah pertama.
Pada mulanya tidak akan mudah, namun bila Anda tekun dan sabar, dalam tahun yang ketiga Anda akan mulai memanen hasil jerih payah Anda. Kebenaran ini saya alami secara pribadi. Tahun pertama saya memulai karir sebagai Motivator & Business Trainer betul-betul sulit. Waktu itu saya masih usia 27 tahun, dengan uang dan pengalaman pas-pasan.
Ketika saya menemui beberapa senior dan pimpinan perusahaan untuk sharing visi, tidak sedikit yang menyuruh saya pulang dan mulai mencari pekerjaan. Alasan mereka selalu sama, “Eloy, kamu terlalu muda.” Bahkan ada yang lebih ekstrem, seorang wanita berkata “Eloy untuk menjadi pembicara sukses, perlu modal. Mobil mewah adalah salah satunya.” Ia berkata demikian karena ia tahu bahwa waktu itu saya tidak memiliki kendaraan.
Namun sekali lagi, dengan ketekunan dan kesabaran sukses itu akan dapat diraih. Saya telah membuktikan bahwa keraguan mereka tidak berdasar! Sama seperti ungkapan sang “kakek” bernama Charles Swindoll: “Dengan ketekunan, siput dapat mencapai bahtera.”
Sebagai penutup, renungkan tiga pertanyaan ini: (1) Ketika nama Anda disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang yang fokus pada pekerjaan, profesi atau usahanya? (2) Ketika nama Anda disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang yang ahli di bidangnya? (3) Ketika nama Anda disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang yang mencitai pekerjaanya?
Mari kita berloma-lomba menjawab “ya” terhadap ketiga pertanyaan tersebut, karena itulah kunci menuju kesuksesan dan kebahagiaan tak terbatas!

Penulis : Eloy Zalukhu - Motivator & Business Trainer

*wah harus belajar ilmu fokus nih^^"
Orang Italia memiliki pepatah yang sangat bagus, bunyinya: “Often, he who does too much does too little.” Terjemahan bebasnya kira-kira begini: Seseorang yang mengerjakan terlalu banyak (tidak fokus), biasanya mendapatkan hasil yang sangat sedikit.

Senada dengan itu orang terkaya dunia, Bill Gates juga pernah berucap “My success, part of it certainly, is that I have focused on a few things.” Jadi Bill Gates berbagi ilmu, bahwa ternyata ia berhasil menjadi orang terkaya dunia karena dari awal perjalanan bisnisnya (Microsoft) Ia telah memutuskan untuk berfokus hanya pada beberapa hal saja, yakni hal-hal yang sesuai dengan potensi yang ia miliki, khusunya sebagai seorang creator atau pencipta suatu ide/produk.

Bayangkan bila Bill Gates, selama tiga tahun membangun Microsoft, kemudian selama dua tahun belajar dan berusaha keras menjadi seorang politikus handal, lalu dua tahun kemudian berusaha menolong anak-anak yatim dengan bekerja di World-Vision. Dan tiga tahun kemudian, ia memulai bisnis baru dalam bidang properti.

Sudah pasti, hasil yang didapatkannya akan sangat jauh dari yang ia miliki saat ini. Bisa jadi, ia akan dikenal sebagai pecundang nomor satu dunia dan bukan orang terkaya.
Setelah mempelajari kehidupan orang-orang sukses, yaitu orang-orang yang telah berhasil memberikan pengaruh di jaman mereka masing-masing, saya sampai pada suatu kesimpulan: “Salah satu alasan terbesar kegagalan seseorang adalah hilangnya fokus dalam usaha atau pekerjaanya.” Nyatanya, terlalu banyak orang yang berubah usaha, profesi atau pekerjaan semudah berubahnya arah angin. Tidak heran bila mereka selalu kecewa dengan hasil yang mereka dapatkan.
Sekarang, coba Anda amati orang-orang yang ada di sekitar Anda, mungkin saudara atau seorang teman. Berapa orang yang konsisten atau fokus mengerjakan sesuatu dengan kualitas terbaik selama lima tahun terakhir, dan berapa orang yang sudah berpindah profesi atau pekerjaan? Kemudian bandingkan tingkat kesuksesan dan kebahagiaan kedua kelompok tersebut. Saya yakin, orang yang fokus pastilah lebih sukses dan lebih bahagia. Pasti!
Namun perhatikan, supaya tidak salah menyimpulkan, perlu diingat bahwa perbandingan di atas, harus dilakukan “apple to apple.” Artinya bandingkan orang-orang dengan tingkat pendidikan atau jabatan yang sama. Gaji seorang Manager yang berpindah kerja setiap awal tahun tidak dapat dibandingkan dengan gaji seorang Office Boy yang telah bekerja pada sebuah perusahaan selama sepuluh tahun.
Perlu diingat juga bahwa konsep untuk berfokus pada suatu pekerjaan atau profesi tidak sama dengan menyerah atau menerima nasib. Hal yang tidak bijaksana bagi seseorang untuk bertahan pada jabatan supervisor di sebuah perusahaan keluarga selama delapan tahun, bila di perusahaan automotive besar ada kesempatan untuk menjadi Manager dengan kompensasi yang lebih tinggi. Lebih lagi bila ia lebih menyenangi industri automotive dibanding pekerjaan yang sekarang.
Jadi berpindah kerja atau profesi atau mencoba jenis usaha lain, selama beberapa kali bisa saja dibenarkan. Tujuannya jelas, yaitu mencari pekerjaan, profesi atau usaha yang lebih sesuai dengan bakat dan potensi masing-masing. Namun bila perpindahan atau perubahan itu menjadi pola jangka panjang atau kebiasaan, itulah yang akan menciptakan kegagalan tak berujung.
Menjadi Ahli
Saya sangat meyakini bahwa untuk tampil sebagai pemenang di era persaingan ini, Anda harus menjadi seorang ahli di bidang yang Anda geluti. Kebenaran ini berlaku untuk individu maupun perusahaan!
Karena itu, berusahalah sungguh-sungguh untuk mengenali potensi dan bakat terbaik Anda. Kenali pekerjaan, profesi atau bidang usaha yang Anda senangi. Kemudian, bila hal-hal yang diperlukan sudah siap, ambil langkah pertama.
Pada mulanya tidak akan mudah, namun bila Anda tekun dan sabar, dalam tahun yang ketiga Anda akan mulai memanen hasil jerih payah Anda. Kebenaran ini saya alami secara pribadi. Tahun pertama saya memulai karir sebagai Motivator & Business Trainer betul-betul sulit. Waktu itu saya masih usia 27 tahun, dengan uang dan pengalaman pas-pasan.
Ketika saya menemui beberapa senior dan pimpinan perusahaan untuk sharing visi, tidak sedikit yang menyuruh saya pulang dan mulai mencari pekerjaan. Alasan mereka selalu sama, “Eloy, kamu terlalu muda.” Bahkan ada yang lebih ekstrem, seorang wanita berkata “Eloy untuk menjadi pembicara sukses, perlu modal. Mobil mewah adalah salah satunya.” Ia berkata demikian karena ia tahu bahwa waktu itu saya tidak memiliki kendaraan.
Namun sekali lagi, dengan ketekunan dan kesabaran sukses itu akan dapat diraih. Saya telah membuktikan bahwa keraguan mereka tidak berdasar! Sama seperti ungkapan sang “kakek” bernama Charles Swindoll: “Dengan ketekunan, siput dapat mencapai bahtera.”
Sebagai penutup, renungkan tiga pertanyaan ini: (1) Ketika nama Anda disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang yang fokus pada pekerjaan, profesi atau usahanya? (2) Ketika nama Anda disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang yang ahli di bidangnya? (3) Ketika nama Anda disebut, apakah orang-orang membayangkan seorang yang mencitai pekerjaanya?
Mari kita berloma-lomba menjawab “ya” terhadap ketiga pertanyaan tersebut, karena itulah kunci menuju kesuksesan dan kebahagiaan tak terbatas!

Penulis : Eloy Zalukhu - Motivator & Business Trainer

*wah harus belajar ilmu fokus nih^^

0 komentar: